Baca : Kel 15:22-27
Nats : Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong
kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis (Kel
15:25)
Acap kali sukacita dan dukacita berjalan seiring. Seperti
bangsa Israel yang merasakan getar kemenangan di Laut Merah, tetapi tiga hari
sesudahnya menjumpai air yang pahit di Mara (Kel 15:22,23), sukacita
kita pun dapat segera berubah menjadi kemarahan.
Di Mara, Tuhan menyuruh Musa melemparkan sepotong kayu ke
dalam air, sehingga air itu menjadi manis dan bisa diminum (ayat Kel 15:25).
Suatu "potongan kayu" lain yang "dilemparkan ke dalam"
berbagai situasi pahit hidup kita dapat membuat situasi itu menjadi manis.
Potongan kayu itu adalah salib Yesus (1Pet 2:24). Pandangan kita akan
berubah saat kita merenungkan kematian-Nya yang penuh pengurbanan dan
penyerahan-Nya pada kehendak Allah (Luk 22:42).
Penderitaan kita dapat terjadi karena dibenci orang lain,
atau lebih buruk lagi, karena tidak mereka pedulikan. Namun, Tuhan mengizinkan
hal itu terjadi. Kita mungkin tidak memahami alasannya, tetapi itu adalah
kehendak Bapa dan Sahabat kita, yang tak terbatas kebijaksanaan serta
kasih-Nya.
Ketika kita berkata "ya" kepada Allah saat
Roh-Nya menyatakan rencana-Nya kepada kita melalui firman-Nya, situasi pahit
dalam hidup kita akan menjadi manis. Kita tak perlu mengeluhkan kejadian yang
telah diizinkan Tuhan. Sebaliknya, kita harus melakukan segala perintah-Nya. Yesus
berkata bahwa kita harus memikul salib kita setiap hari dan mengikuti Dia (Luk
9:23).
Saat kita mengingat salib Yesus dan berserah kepada Bapa
seperti Yesus berserah kepada-Nya, maka pengalaman pahit akan menjadi manis
David Roper
ALLAH MEMAKAI KESULITAN UNTUK MEMBUAT KITA LEBIH
BAIK BUKAN LEBIH PAHIT
Mari bantu kami ambil bagian dengan menyebarkan Renungan ini dengan Klik: Bagikan / Share. Terima kasih Tuhan Yesus memberkati.
Baca juga:
Jangkauan Pelayanan MuridSejati.com akan sangat di bantu saat anda ikut berbagai tulisan yang baru anda baca, tekan tombol berbagi yang sudah tersedia. Terima Kasih Atas Bantuan Anda.
0 komentar:
Post a Comment